Menyusul pembahasan sebelumnya mengenai kumpulan contoh proposal PTK kali ini contoh PTK pertama akan dibagikan yaitu proposal PTK tentang model pembelajaran tipe NHT dengan judul "Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Matematika Pada Konsep Barisan Dan Deret Melalui Model Pembelajaran Type Numbered Head Together (NHT)".
Proposal PTK adalah salah satu jenis karya tulis yang disusun oleh rekan guru atau calon guru dalam usahanya mendapatkan gelar dari pendidikan yang sedang diikuti. Sebagai proposal, karya tulis yang satu ini tentunya disusun sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas karena proposal inilah yang akan menjadi acuan dan pedoman dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
Proposal PTK ini terdiri dari berbagai landasar atau dasar yang akan digunakan dalam melakukan penelitian yaitu diantaranya bab pendahuluan, landasan teori dan juga metodologi penelitian. Bagian-bagian atau bab-bab tersebut disusun terlebih dahulu oleh penulis dan diajukan untuk disetujui sebagai landasan dalam melakukan PTK. Proposal ini sangatlah penting mengingat segala pedoman penelitian ada di dalamnya, jika proposal ini tidak bagus atau benar maka kemungkinan besar hasil penelitian nantinya tidak dapat diyakini kebenarannya.
Contoh Latar Belakang Masalah PTK Tipe NHT
Untuk memberikan gambaran mengapa penelitian tindakan kelas ini perlu untuk dilakukan maka berikut ini diseratakan sebuah contoh bagian dari bab I Pendahuluan yaitu latar belakang masalah. Yang membutuhkannya silahkan dapat langsung membaca contohnya berikut!
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada pelaksanaannya pendidikan dan segala kegiatan pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 disebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka disusunlah kurikulum atau disebut juga isi pendidikan yang merupakan komponen penting dalam dan atau bagian integral dari sistem pendidikan sekaligus pedoman pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat sekolah. Perubahan paradigma pengembangan kurikulumdi Indonesia diawali dengan lahirnya peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan kemudian diikuti oleh Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendiknas No.22 Tahun 2007 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pembelajaran Matematika harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah biasa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi atau kerja kelompok karena pada saat itulah berlangsung kerjasama sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, tugas guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan menciptakan komunikasi dua arah. Guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Oleh karena itu, apabila guru mengajar tanpa memperhatikan kemampuan siswa sebelum materi diajarkan, guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar dan hanya sebagian siswa yang mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri didalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Ide penting dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa, karena pada dunia kerja sebagian besar dilakukan secara berkelompok.
Dengan demikian, tugas guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan menciptakan komunikasi dua arah. Guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Oleh karena itu, apabila guru mengajar tanpa memperhatikan miskonsepsi siswa sebelum materi diajarkan, guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar dan hanya sebagian siswa yang mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari dalam pembelajaran Matematika di SMP Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah pada materi Barisan dan Deret, kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran belum memuaskan, terbukti dari observasi kegiatan belajar siswa, dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran Matematika masih dibawah KKM Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, salah satu penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat sehingga siswa merasa bosan dan jenuh..
Pada pembelajaran matematika sering ditemukan siswa yang kurang aktif dan kurang respon terhadap materi yang diajarkan. Pelajaran juga terlihat lebih didominasi oleh anak yang memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi, akibatnya siswa yang lemah dari sisi intelektualnya merasa terkalahkan dalam hal ini sering menimbulkan masalah-masalah kecil dalam pembelajaran matematika di kelas, dan pada akhirnya berdampak pada hasil pembelajaran yang tidak merata.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri didalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa, karena pada dunia kerja sebagian besar dilakukan secara berkelompok.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, karena siswa dapat lebih berkonsentrasi dan berinteraksi kepada orang lain dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung, sehingga motivasi dan konsentrasi belajarnya lebih terfokus dan terarah. Untuk mencapai taraf yang sesuai dengan tujuan pembelajaran seorang guru harus mampu selalu menciptakan suasana belajar yang kondusif, menarik serta menjadikan siswa aktif dan kreatif sesuai dengan standar kompetensi dan teknis edukatif proses belajar mengajar.
Dalam hal ini guru membantu dan mendorong siswa untuk belajar. Dengan demikian siswa mempunyai sifat ingin tahu, ingin mencoba, dan aktif dalm melakukan aktifitas belajar. Oleh sebab itu, kemampuan seorang guru meliputi juga kemamapuan memilih suatu model mengajar yang diperkirakan sesuai untuk memberikan bantuan dalam membimibing siswanya.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Oleh sebab itu, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merupakan model yang dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang memiliki konsep memberdayakan peserta didik untuk aktif dalam belajar. Untuk melihat keberhasilan model pembelajaran ini maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar Matematika Pada Konsep Barisan dan Deret Melalui Model Pembelajaran Type Numbered Head Together (NHT)
Download Proposal PTK tentang Model Pembelajaran Tipe NHT
Mengingat panjangnya proposal ini maka tidaklah mungkin jika harus menyertakan proposal tersebut secara lengkap dalam uraian ini, oleh karena itu bagi rekan guru atau pun rekan mahasiswa yang membutuhkan proposal tentang model pembelajarn tipe NHT tersebut khususnya yang berjudul Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Matematika Pada Konsep Barisan Dan Deret Melalui Model Pembelajaran Type Numbered Head Together (NHT) dapat memperoleh contoh lengkapnya dengan mendownload atau menyalinnya.
Contoh Proposal PTK Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Matematika Pada Konsep Barisan Dan Deret Melalui Model Pembelajaran Type Numbered Head Together (NHT) |
Rekan semua tidak perlu khawatir karena kami telah menyiapkan contoh tersebut secara lengkap dan dapat disalin dengan mudah melalui tautan yang ada di bawah ini.
Download Lengkap Proposal PTK tentang Model Pembelajaran Tipe NHT
Klik tautan di atas untuk menyalin keseluruhan contoh proposal NHT tersebut, rekan akan dibawa kehalaman download agar file proposalnya dapat langsung di copy ke komputer masing-masing. Supaya tidak ragu-ragu mengenai isi yang ada di dalamnya maka silahkan lihat dulu gambar screenshot dari dokumen word proposal tersebut seperti yang disertakan pada bagian download.
Jika mengalami kesulitan atau membutuhkan contoh lain dari proposal PTK yang satu ini jangan ragu-ragu untuk menghubungi kami melalui contact page untuk mendapatkan bantuan. Selanjutnya, jangan lupa untuk berkunjung kembali ke blog ini untuk mencari berbagai referensi proposal penelitian tindakan kelas yang dibutuhkan. Itu saja, semoga bermanfaat.